Selasa, 07 Mei 2013

Wanita Sejati Itu...


Seorang gadis cilik bertanya pada Ayahnya
“Abi…ceritakan padaku tentang Wanita Sejati”
Sang Ayah pun menoleh dan tersenyum seraya menjawab

Wanita Sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dari
kecantikan hati yang ada dibaliknya.

Wanita Sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tapi dilihat dari
sejauh mana Ia menutupi bentuk tubuhnya.

Wanita Sejati bukan dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari
keikhlasan Ia memberikan kebaikan itu.

Wanita Sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari
apa yang sering mulutnya bicarakan.

Wanita Sejati bukan dilihat dari keahlIannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.

Sang Ayah terdiam sembari menatap putrinya
“Lantas apa lagi Abi…?”
Ketahuilah putriku….

Wanita Sejati bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari
sejauh mana Ia berani mempertaruhkan kehormatannya.

Wanita Sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari
kekhawatirannya yang mengundang orang jadi tergoda.

Wanita Sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujIan yang Ia jalani, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia menghadapi ujian itu dengan Syukur.

Dan Ingatlah…!!!
Wanita Sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari
sejauh mana Ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul.

Setelah itu Sang anak kembali bertanya
“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi…?”
Sang Ayah memberikan sebuah buku dan berkata

“Pelajarilah mereka!!”
Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan
“ISTRI PARA NABI”

Meski kita bukanlah salah satu dari Istri Nabi
Tapi meneladaninya adalah sebuah bentuk kecintaan kita terhadap
Allah SWT dan Rasululloh saw.

Jadi Seperti Aisyah Yuk !!!


Aisyah merupakan  putri Abu Bakar r.a Nasab Aisyah bertemu dengan Rasulullah saw pada orang yang bernama Murrah bin Ka’ab bin Lu’aiyy. Rasulullah saw menikah dengan aisyah setelah khadijah, istri beliau yang pertama, sudah wafat. Aisyah menjadi istri Rasulullah saw dalam usia yang sangat muda. Ketika Rasulullah saw wafat, Aisya baru berumur 18 tahun. Aisyah wafat pada tahun 57H.
Aisyah dikenal sebagai wanita yang sangat gemar bersedekah kepada orang-orang faqir dan miskin, suka menzhahirkan nikmat Allah, dan menyebut-nyebutnya dalam rangka mensyukurinya. Beliau juga dikenal sebagai orang yang mampu memberikan khutbah yang baik dan komunikatif.
Beliau juga dikenal sebagai ahli ilmu syariat dan tafsir al-qur’an. Aisyah banyak memberikan penjelasan tentang persolan syariat yang berkaitan dengan kewanitaan, hubungan suami-istri, atau kerumahtanggaan. Beliau pun seringkali memberikan penjelasan terkait tafsir suatu ayat al-qur’an.
Selain itu, beliau juga dikenal sebagai perawi hadits. Aisyah meriwayatkan 2210 hadits dari Rasulullah saw, Abu bakar, Umar bin Khatab, Fatimah Az-Zahra, Sa’ad bin Abi Waqqash, Hamzah bin Umarah Al-Aslami, dan Jadzamah binti Wahab. Dari jumlah itu, sebanyak 27 hadits dikemukan dalam kitab shahihain dan hadits yang kualitasnya muttafaq ‘alaih sebanyak 174 hadits.
Rasulullah menyatakan, “Ambillah dua pertiga agama kalian dari Al-Humaira’ (Aisyah).”Beliau juga menyatakan,”Keutamaan Aisyah dibandingkan wanita yang lain adalah seperti keutamaan tsarid (makanan berupa daging dan roti) dibanding makanan yang lain.”(HR. Bukhari dan Muslim dari Anas).
Di samping itu, dengan memiliki kisah haditsul ifki yang menimpa Aisyah, kita menyaksikan betapa beliau sabar dalam menjalani ujian dari Allah SWT.
Referensi : Al-Alusi.Tafsir al-Alusi.Jilid III.Al-Maktabah Asy-Syamilah.,Al-Bukhari.Shahih Al-Bukhari.Jilid III.Al-Maktabah Asy-Syamilah.,Ath-Thabari, ibnu Jarir.Tafsir Ath Thabari Jilid IV.Al-Maktabah Asy-Syamilah.,Ayub, Sa’id.Zawjaat al-Nabiyy.Al-Maktabah Asy-Syamilah.Umairah, Abdurrahman.2000.Tokoh-Tokoh yang Diabadikan Al-Qur’an Jilid I.Jakarta:Gema Insani Press.

Jilbab Syari’i, Why Not ???


Sahabatku cantik, apa kabar jilbab mu saat ini ??? sudah cantikkah ??? sudah betulkah ??? lalu apa sih fungsi kita pakai jilbab ??? Yuk, kita simak surat cinta dari Allah ini, coba deh buka surat al-ahzab ayat 59, sahabat akan menemukan firman dari Allah : “Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Allah pengertian banget ya..Dia tahu apa yang kita butuhkan. Kita butuh untuk dilindungi. Oleh karena itu, Allah menutupi kita dengan jilbab, supaya apa ? supaya kita tidak diganggu, supaya kita dikenal sebagai seorang muslimah. Itulah Maha Rahimnya Allah.
Lalu bagaimana cara berjilbab yang benar agar kita tidak diganggu dan dikenal ? Yuk, kita lihat dulu pengertian dari jilbab itu. Jilbab itu adalah pakaian kurung yang menutupi seluruh tubuh wanita tanpa menampakan sedikitpun lekuk tubuhnya. Tapi, kebanyakan dari orang atau mungkin kita salah mengartikan jilbab. Jilbab hanyalah sekedar khimar (kerudung). Sehingga banyak pula orang yang hanya menutupi rambutnya, sedangkan bagian tubuh yang lain masih terlihat lekuknya. Pernah dengar hadits dari Rasulullah “Ada 2 golongan penghuni neraka dari ummatku tetapi aku belum pernah melihat keduanya, yaitu : wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, genit, kepalanya seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak mencium baunya...”(HR.Muslim). Wah, tidak bisa mencium bau surga Sahabat, apalagi buat masuk surga ya..Jangan sampai deh kita termasuk golongan tersebut, jangan deh !!!
Oh..tapi saya baru tahu dan belum pakai jilbab, kalau pun pakai jilbab cuman sekedar khimar..
Eits, tenang Sahabat! Kalau saat ini, sahabat masih pakai khimar bukan jilbab, bahkan belum pakai jilbab sekalipun, Allah Maha Pengampun Sahabat, Allah Maha Penyayang Sahabat. Selama kita mau berniat dan merubah penampilan kita dengan jilbab yang benar maka Allah selalu ada untukmu..itu janji Allah loh!
Tapi..pakai jilbab itu..
1.     Ogah deh, kaya ibu-ibu L
Sahabat sayang, semua wanita itu insya Allah akan menjadi seorang ibu. Menjadi ibu itu anggun, tak ada yang dapat sekuat dirinya. Ya, ibu itu adalah sosok yang mulia. Lihatlah ibumu, dahulu ia tak pernah berpikir akan menjadi ibu dan memilikimu. So, apa yang salah dengan ibu – ibu ?!
2.       Pakai yang begituan tuh panas ah L
Sahabat sayang, panasnya di dunia itu tidak dapat mengalahkan panasnya api neraka. Rasulullah saw bersabda : “Panasnya api di dunia itu hanya satu bagian dari 70 kali lipat panasnya api neraka di akhirat.” Nah, sahabat pernahkan merasakan panasnya api ? gimana coba rasanya ? panas banget kan ? sampai tangan atau apapun yang menyentuhnya melepuh dan terbakar. Coba sahabat renungkan, panasnya api di dunia saja sudah segitunya, apalagi di neraka nanti ya? Na’udzubillahi min dzaalik..  
3.       Kuno tau ih..
Sahabat, biarlah orang lain berkata kalau kita ketinggalan zaman, asal kita jangan pakai pakaian akhir zaman.
Sahabat, tahu tidak sejarah orang terdahulu ? kuno itu zaman purba kan ? memangnya pada saat itu ada orang yang memakai pakaian tertutup ? ehm..kurang bahan bahkan, jadi yang kuno siapa ya ?!
4.       Ga ah..pakaiannya terlalu longgar, kaya orang-orangan sawah
Sahabat, bercermin yuk !!! Lalu bungkusi tubuhmu dengan pakaian minimmu dan pakaian tipismu itu. Terlihat anggunkah dirimu ? terlihat sopankah ? tidak Sahabat...
Masih ingat hadits dari rasul tadi, diingetin deh, Rasulullah bersabda : “Ada 2 golongan penghuni neraka dari ummatku tetapi aku belum pernah melihat keduanya, yaitu : wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, genit, kepalanya seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak mencium baunya...”(HR.Muslim)
Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang memiliki 2 pengertian :
1.       Mereka menutupi sebagian tubuh mereka dan sebagian lagi mereka buka.
2.       Mereka memakai pakaian tipis dan sempit (ketat) atau pendek. Mereka mengira bahwa mereka sudah mengenakan pakaian yang terbaik, sedangkan mereka dengan pakaian yang seperti itu telah berbuat kerusakan terhadap diri mereka dan agama mereka.
Nah Sahabat, pakaian itu pada zaman sekarang ini sudah banyak yang mengenakannya. Apakah Sahabat tahu pakaian yang seperti itu pernah dipakai oleh siapa ? oleh wanita jahiliyah, Sahabat.. Apakah Sahabat ingin disamakan dengan mereka ? Sungguh, islam itu sangat melindungi kehormatan wanita J
So, masih mengganggap kalau pakaian longgar itu seperti orang-orangan sawah ?!
Tapi Sahabat, kalau sudah mengenakan pakaian syari’i, hilangkan punuk untanya ya J
Emang kenapa ??? Yuk, simak sabda Rasulullah saw : ”...kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya...”(HR.Muslim). Tapi rambutku kan panjang, ga bisa kalau ga pakai gituan. Kan Sahabat bisa pakai jilbab yang panjang dan tebal. Kalau Sahabat ada niat, pasti ada jalan sayang..
Selama sahabat hidup di dunia ini, sudah berapa banyak sih nikmat yang Allah berikan ? termasuk fisik sahabat.. Apakah sahabat masih saja ingin menyombongkan diri kepada Allah dengan tidak taat ? Renungkanlah Sahabat J
Sahabat, engkau pasti menyayangi ayahmu bukan ? suamimu juga bukan ? dan saudara laki-lakimu bukan ?
Mereka semua akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah. Apakah Sahabat ingin mereka semua masuk neraka hanya karena sahabat tidak ingin menutupi aurat sahabat dengan sempurna ?
Ingat Sahabat, Allah itu Maha Pengampun. Yuk, kita sama-sama untuk bercermin dan taat kepada-Nya. Semoga Allah merahmati kalian, Sahabat J
“...Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung kedadanya..”
(QS. An-Nuur : 31)    
(Ihsan Alafasy Al-Madinah)

Minggu, 03 Maret 2013

LUQMAN DAN ANAKNYA


Luqman al-Hakim (Luqman Ahli Hikmah) adalah orang yang terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya (Al-Qur’an 31 : 12 – 19). Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun. Sedangkan asal-usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah dan ada yang berpendapat dia berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman nabi Dawud.
Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, "Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu." Oleh karena tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai." Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan celoteh mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."
Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya) dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibanding dirinya. Tak terkecuali seorang penjahat sekalipun, dia akan berharap buah hatinya kelak akan tumbuh menjadi orang yang baik. Tapi sangat kecil kemungkinan seorang anak akan tumbuh menjadi orang baik, kalau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang kurang baik, diberikan makanan dari hasil yang tidak baik, serta diberikan penasihatan-penasihatan yang jauh dari kebaikan.
Terkait wasiat atau nasihat Luqman, al-Qur’an merincinya dalam beberapa ayat.
Pertama : Nasihat untuk selalu menjauhi perbuatan syirik,  ”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah), sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’” (QS: Luqman [31]:13).
Kedua : Selalu berbuat baik kepada kedua orang tua (QS Luqman [31]: 14), terutama kepada ibu. Islam memberikan penghormatan dan kedudukan yang amat tinggi kepada para ibu, sampai-sampai disebutkan bahwa “surga berada dibawah telapak kaki ibu”.
Ketiga : Tidak mengikuti anjuran dan perintah orang tua dalam kemaksiatan. Meski demikian, perintah orang tua untuk membangkang terhadap perintah Allah SWT, tidak menggugurkan kewajiban anak untuk senantiasa berbuat baik kepada mereka (QS Luqman [31]: 15)
Keempat : Selalu bersyukur karena meyakini bahwa semua nikmat berasal dari Allah Swt, tapi juga harus dilanjutkan dengan perbuatan. Misalnya, menyisihkan sebagian dari harta kita kepada kaum fakir miskin. Dalam al-Qur’an Allah SWT menyatakan bahwa jika kita bersyukur atas karunia-Nya, maka nikmat yang kita terima akan bertambah (QS Ibrahim [14]: 7).
Kelima : Selalu berbuat baik walau sekecil apapun (QS Luqman [31]: 16).
Keenam : Tidak lalai dalam mengerjakan shalat, senantiasa menyuruh kepada kebaikan dan melarang kemunkaran, serta selalu bersabar dalam setiap kondisi (QS Luqman [31]: 17).
Ketujuh : Membuang sikap sombong yang ada dalam diri (QS Luqman [31]: 18)
Kedelapan : Selalu rendah hati dan tidak mengucapkan kata-kata kasar (QS Luqman [31]: 19).
Itulah nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya yang diabadikan dalam al-Qur’an. Semoga kita bisa mencontoh tauladan kebaikan ini dalam kehidupan sehari-hari.
(Sumber : 1. Katsir, Ibnu. al-Bidayah wan Nihayah, 2. Fariadi, Ruslan. "Menyelami Nasihat Lukman Al-Hakim", Hidayah, volume 8, edisi 87, November 2008, hlm. 162-165.)


Apalah Arti Sebuah Keluarga ???







PERANAN PENTING KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN UMMAT

Musuh-musuh Islam memang tidak menghendaki kaum Muslim berpegang teguh pada Islam secara utuh. Mereka tidak akan berdiam diri terhadap usaha kaum Muslim untuk menegakkan syariat Islam. Mereka berusaha keras untuk memisahkan kaum Muslim dari syariat Islam. Mereka terus berusaha mengaburkan syariat Islam dan mengikis sedikit demi sedikit syariat Islam dari kehidupan kaum Muslim. 
Ternyata usaha mereka membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit syariat Islam dipinggirkan oleh umatnya sehingga yang tinggal hanyalah peraturan yang berkaitan dengan ibadah ruhiyah (spiritual) dan kekeluargaan (munakahad). Namun, tidak cukup dengan itu, mereka juga terus berusaha untuk merusak hukum-hukum kekeluargaan  dalam rangka memusnahkan kehidupan keluarga Muslim yang masih tinggal.

Membina Keluarga Islam

Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah diciptakan-Nya untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih sayang.  Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” [TQS Surah ar-Rum [30]: 21]. 

Kehidupan keluarga diawali dengan sebuah pernikahan. Motivasi awal yang benar merupakan asas untuk membangun kehidupan rumah tangga yang kukuh. Dalam hal ini, Islam menetapkan bahwa motivasi tersebut adalah untuk melaksanakan salah satu dari bentuk pengabdian kepada Allah Subhanahu wa Taala. Atas dasar pengabdian kepada Allah, maka seorang isteri mampu melaksanakan tugas dan fungsinya tanpa menuntut timbal balik terhadap suaminya. Begitu pula suami terhadap isteri, jadilah suami yang terbaik bagi isteri karena mengharapkan keridhoan Alloh, menuntut kesempurnaan makhluk adalah sebuah kemustahilan.
Dengan landasan pengabdian kepada Alloh pula, persoalan dalam rumah tangga dapat diselesaikan dengan benar, yaitu dengan mengembalikan permasalahan kepada Al Qur’an dan As Sunnah.
Selain itu, adanya sebuah visi dan misi yang sama menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam membina rumah tangga. Dengan visi dan misi yang sama, suami dan isteri dapat menentukan dengan mudah arah perjalanan rumah tangga mereka dan juga tentu saja memudahkan dalam membina anak-anak mereka.

Peranan Penting Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang penting dalam pembentukan sebuah masyarakat, karena keluarga merupakan tahap awal pendidikan bagi manusia. Sejak awal kehidupannya, seorang manusia lebih banyak mendapat pengaruh dari keluarga sebab waktu yang dihabiskan di keluarga lebih banyak daripada di tempat-tempat lain, sehingga keluarga memiliki peranan strategi dalam proses pendidikan anak, bahkan umat manusia.
Pembinaan dan pengembangan keperibadian serta penguasaan tsaqâfah Islam dilakukan melalui pengalaman hidup sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber pembelajaran yang ada di dalam keluarga, terutama ibu dan bapaknya. Keluarga adalah sebahagian dari masyarakat. Hubungan keduanya saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Nilai masyarakat yang baik dan benar akan mewarnai kehidupan keluarga; begitu juga sebaliknya karena individu-individu yang beriman dalam keluarga yang Islami akan menjadi benih bagi penyebaran pemikiran, perasaan dan peraturan, serta nilai Islam di tengah masyarakat. Jadi, peranan keluarga dalam masyarakat tidak boleh diabaikan. Keluarga mesti dibina dan ditegakkan di atas nilai Islam.

Begitu pentingnya pembinaan dan pendidikan di dalam keluarga, pendidikan anak sejak awal dalam keluarga akan tertanam secara kuat di dalam diri seorang anak. Sebab, pengalaman hidup pada masa awal umur manusia akan membentuk ciri-ciri khas dalam tubuh maupun pemikiran, yang boleh jadi tidak ada yang dapat mengubahnya sesudah masa itu.
Untuk itu, keluarga secara langsung ataupun tidak turut mempengaruhi jatidiri sebuah masyarakat. Dari keluargalah munculnya generasi manusia yang bermartabat, memiliki perasaan kasih sayang, dan saling tolong-menolong di antara mereka. Dengan itu, akan  terciptalah aturan kehidupan masyarakat yang kuat, yang disokong oleh keluarga-keluarga yang harmoni dan berkasih sayang kerana memiliki pemikiran ideologi Islam sebagai asasnya.
Akhirnya, hal penting lainnya yang tidak boleh kita abaikan dalam pembentukan keluarga yang kuat dan berideologi Islam adalah peranan sistem yang menyokong hal tersebut. Ini adalah karena walau betapa kuatnya kita melindungi keluarga dengan ide-ide dan pemikiran-pemikiran Islam dan pembinaan yang gigih kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya, apabila sistem yang dilaksanakan dan dikuat di tengah kehidupan keluarga itu tidak menggunakan peraturan-peraturan Islam, maka sukar bagi bangunan keluarga yang kukuh itu untuk bertahan. 

Ini disebabkan serangan dari luar akan senantiasa menghalang, dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang bertentangan yang bisa mempengaruhi tingkah laku dan moral anggota keluarga ataupun rintangan melalui ekonomi yang menyukarkan untuk memenuhi keperluan anggota keluarga. Dari sinilah biasanya muncul tindakan kejahatan dan masalah sosial lainnya. Untuk itu, penataan kehidupan yang benar berkaitan dengan semua urusan masyarakat sangat diperlukan. Dengan sistem Islamlah semua ini bisa diwujudkan.
Wallohualam bishowab... 














Minggu, 13 Januari 2013

Berkenalan Dengan AL-FITYAN



Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh.
Sahabat ISMA apa kabar? Semoga selalu ada dalam limpahan rahmat Allah SWT. Amin.
Sahabat ISMA, kami ingin mengenalkan buletin ISMA dengan anda semua. Buletin Al-Fityan yang insya Allah akan terbit setiap bulan di minggu pertama.
Sahabat ISMA, Fityan adalah bentuk jamak dari kata fataya yang berarti para pemuda. Buletin Al-Fityan merupakan persembahan dari para pemuda yang peduli terhadap perkembangan masyarakat muslim saat ini.
Sahabat ISMA, Visi dari buletin Al-Fityan adalah Membentuk Generasi Rabbani Menuju Masyarakat Islami. Kondisi masyarakat saat ini yang mendasari kami memiliki visi yang telah tersebut di atas. Kami para pemuda yang dengan perbedaan potensi dan latarbelakang pendidikan ingin menyatukannya dengan satu tujuan yaitu bersama-sama meraih ridho Allah SWT.
Sahabat ISMA, dalam buletin Al-Fityan terdapat beberapa rubrik yang terbagi dalam empat halaman. Rubrik utama buletin adalah rubrik kajian yang akan membahas berbagai hal yang berkaitan dengan Islam. Rubrik Acara & Amalan yang berisi tentang berbagai acara yang berlangsung di bulan yang sedang berjalan serta beberapa amalan sunnah yang bisa dilaksanakan di bulan tersebut. Selanjutnya ada Rubrik Bebas yang berisi berbagai materi/pengetahuan/karya yang perlu diketahui oleh kita semua. Selanjutnya ada pula rubrik tanya jawab, disini Sahabat ISMA bisa mengajukan berbagai pertanyaan yang akan dijawab oleh redaksi Al-Fityan. Dihalaman terakhir, ada kolom iklan yang bisa dimanfaatkan oleh Sahabat ISMA yang ingin berpromosi. Dan rubrik terakhir adalah rubrik Profile yang membahas tentang sosok seseorang yang bisa menjadi teladan atau inspirasi dalam kehidupan kita.
Sahabat ISMA, kehidupan di dunia hanyalah sementara, oleh sebab itu dalam setiap langkah yang terayun, kita jadikan langkah yang akan dinilai oleh Allah SWT sebagai langkah yang berarti amalan yang berbuah pahala.
Semoga perkenalan singkat ini menjadi awal terjalinnya silaturahmi jangka panjang yang akan membawa kita pada terjalinnya Ukhuwah Islamiyah sehingga kita menjadi saudara yang bisa saling meningatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

Akhir kata, semoga Buletin Al-Fityan menjadi buletin yang bisa bermanfaat untuk setiap orang yang membacanya. Semoga tali silaturahmi ini tetap ada dalam Ridho Allah SWT. Amin.

Jumat, 11 Januari 2013

Filosofi Lambang ISMA

Ini adalah lambang ISMA. Lambang ISMA ini mempunyai filosofi terbentuknya ISMA. Peduli akan kondisi masyarakat sekitar, pemuda - pemudi yang berbeda potensi dan latar belakang, dan vacumnya kepengurusan yang lalu..Itulah awal ISMA terbentuk..Warna orange pada tulisan ISMA, kami mencoba menjadi cahaya yang menyegarkan dengan semangat dan perbaharuan - perbaharuan. Menara dengan warna hitam, kami kokoh dalam satu ikatan, satu tempat, dan satu bangunan. Bulan sabit berwarna kuning, kami mencoba menerangi keredupan seperti bulan pada malam hari..
BISMILLAH !!!  

Kamis, 10 Januari 2013

Pemuda, Perubahan Di Tanganmu!!!

Secara  disadari atau tidak kehadiran pemuda  di tengah-tengah  masyarakat bukan suatu hal yang asing lagi, karena setuju atau tidak, ada ungkapan mengatakan : “ Tegaknya suatu bangsa bisa disebabkan oleh kemajuan pemuda dari bangsa itu sendiri”.
Betapa hebatnya arti seorang pemuda sehingga dalam hadits Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di pundak pemuda itulah segala urusan semua umat dan ditelapak kaki pemuda itulah kehidupan para umat” (HR. Bukhari).
Sebagai pemuda rasanya kurang pas kalau kehidupan sehari-harinya diisi dengan malas-malasan , santai-santai atau dalam Islam itu dinamakan penyakit rohani yang merugikan, sayang sekali kalau waktu yang digunakan tidak dimanfaatkan pada hal-hal yang positif.
Rasulullah bersabda lagi:
“... Jagalah masa mudamu sebelum datang masa tuamu...” (HR. Annasai)
Coba kita lihat di belahan Bandung lain, masih banyak para pemuda yang suka bermalas-malasan, tidak suka membangun masa depannya, yang suka duduk di pinggir jalan, kebut-kebutan, dll. Sangat disayangkan waktu mereka terbuang percuma. Seharusnya pemuda mempunyai peranan di tengah-tengah masyarakat, apalagi saat ini dengan problematika umat yang masih terpecah belah. Pemudalah yang berperan dalam berbagai kegiatan pemecahan problem umat yang dapat membangun identitas Islam, merangkai unsur-unsur persatuan dan persaudaraan Islam.
Di tangan pemudalah terdapat kekuatan dan semangat, puncak vitalitas dan puncak kehidupan, masa untuk memberi dan berkarya, bahkan Allah menjamin apabila masa mudanya seseorang dapat memelihara dirinya, maka beruntunglah dunia dan Akhiratnya. Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW :
“ Sesungguhnya Allah Ta’ala menaungi tujuh macam hamba-Nya yang ikhlas dalam naungan Arsy-Nya di hari tidak ada tempat bernaung kecuali di bawah naungan-Nya. Diantara mereka adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah”(HR. Bukhari)
Kita lihat pengorbanan sahabat-sahabat Rosul dan Rasulullah untuk Islam. Mereka itulah contoh nyata generasi pemuda Islam yang ideal. Tentunya kita pun harus mecontoh dan menjadi generasi Islam yang ideal yang bisa menjadi kebanggaan bagi diri, lingkungan dan Islam.
Untuk mewujudkannya perlu ada aksi dari pemuda yang tentunya disesuaikan dengan peran dan kemampuan yang dimiliki. Seperti yang kita ketahui bahwa di mesjid Al Barokah telah dibentuk Ikatan Silaturahmi Masjid AlBarokah (ISMA) tapi itu hanya sebagai sarana dan wadah saja. Namun yang berperanan lebih penting adalah pemuda dan pemudinya sendiri. Berlomba-lombalah dalam kebaikan, tujukan hanya pada Allah untuk dapat menggapai Ridho Illahi.
Wahai Jiwa yang tentram...
Kembalilah kamu kepada TuhanMu, dalam keadaan Ridha dan di Ridhai...
Maka masuklah dalam golongan ummat-Ku...
Dan masuklah ke dalam Surga-Ku...
Amin.
Wallahu’alam bisshowab
(Dikutip dari “Be A Good Moslem”, PT PAI, UPI”)