Minggu, 03 Maret 2013

LUQMAN DAN ANAKNYA


Luqman al-Hakim (Luqman Ahli Hikmah) adalah orang yang terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya (Al-Qur’an 31 : 12 – 19). Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun. Sedangkan asal-usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah dan ada yang berpendapat dia berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman nabi Dawud.
Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, "Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu." Oleh karena tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai." Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan celoteh mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."
Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya) dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibanding dirinya. Tak terkecuali seorang penjahat sekalipun, dia akan berharap buah hatinya kelak akan tumbuh menjadi orang yang baik. Tapi sangat kecil kemungkinan seorang anak akan tumbuh menjadi orang baik, kalau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang kurang baik, diberikan makanan dari hasil yang tidak baik, serta diberikan penasihatan-penasihatan yang jauh dari kebaikan.
Terkait wasiat atau nasihat Luqman, al-Qur’an merincinya dalam beberapa ayat.
Pertama : Nasihat untuk selalu menjauhi perbuatan syirik,  ”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah), sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’” (QS: Luqman [31]:13).
Kedua : Selalu berbuat baik kepada kedua orang tua (QS Luqman [31]: 14), terutama kepada ibu. Islam memberikan penghormatan dan kedudukan yang amat tinggi kepada para ibu, sampai-sampai disebutkan bahwa “surga berada dibawah telapak kaki ibu”.
Ketiga : Tidak mengikuti anjuran dan perintah orang tua dalam kemaksiatan. Meski demikian, perintah orang tua untuk membangkang terhadap perintah Allah SWT, tidak menggugurkan kewajiban anak untuk senantiasa berbuat baik kepada mereka (QS Luqman [31]: 15)
Keempat : Selalu bersyukur karena meyakini bahwa semua nikmat berasal dari Allah Swt, tapi juga harus dilanjutkan dengan perbuatan. Misalnya, menyisihkan sebagian dari harta kita kepada kaum fakir miskin. Dalam al-Qur’an Allah SWT menyatakan bahwa jika kita bersyukur atas karunia-Nya, maka nikmat yang kita terima akan bertambah (QS Ibrahim [14]: 7).
Kelima : Selalu berbuat baik walau sekecil apapun (QS Luqman [31]: 16).
Keenam : Tidak lalai dalam mengerjakan shalat, senantiasa menyuruh kepada kebaikan dan melarang kemunkaran, serta selalu bersabar dalam setiap kondisi (QS Luqman [31]: 17).
Ketujuh : Membuang sikap sombong yang ada dalam diri (QS Luqman [31]: 18)
Kedelapan : Selalu rendah hati dan tidak mengucapkan kata-kata kasar (QS Luqman [31]: 19).
Itulah nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya yang diabadikan dalam al-Qur’an. Semoga kita bisa mencontoh tauladan kebaikan ini dalam kehidupan sehari-hari.
(Sumber : 1. Katsir, Ibnu. al-Bidayah wan Nihayah, 2. Fariadi, Ruslan. "Menyelami Nasihat Lukman Al-Hakim", Hidayah, volume 8, edisi 87, November 2008, hlm. 162-165.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar